Oleh: Sahri, S.Pd
10 Dzulhijjah, merupakan hari raya kaum muslimin. Hari raya idul Adha atau yang biasa dikenal juga dengan hari raya kurban. Meski anak muda tidak diwajibkan untuk berkurban karena kurbannya ditanggung orang tua namun anak muda harus mulai belajar makna berkurban sesungguhnya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita pun harus mengorbankan hal-hal yang kita miliki demi menggapai ridho Allah ‘azza wajalla. Seorang ayah bekerja keras mengorbankan tenaga dan pikirannya demi menafkahi keluarganya. Seorang ibu mengorbankan waktu dan tenaganya selama 24 jam merawat putra-putrinya tiada henti.
Apa yang bisa dikorbankan seorang anak muda? Berbeda dengan orang tua yang sudah bisa berkurban dengan harta benda, anak muda bisa mengorbankan waktu tenaga dan pikirannya demi mencapai ridho Allah ‘azza wa jalla.
Masa muda adalah masa keemasan. Masa ketika tenaga sangat kuat dan pikiran pun sangat tajam. Namun godaan terbesar pada masa tersebut adalah banyaknya waktu. Yang kebanyakan digunakan untuk bermain game, sibuk dengan gadget serta nongkrong-nongkrong tanpa menghasilkan sesuatu. Waiyyadzu billah.
Belajar
Belajar merupakan salah satu bentuk pengorbanan seorang anak. Seorang anak harus merelakan waktunya untuk belajar. Karena hanya dengan belajarlah ia akan bisa menghadapi masa depannya di dunia dan akhirat. Belajar yang dimaksudkan disini bukan tekun belajar menghadapi ujian sekolah, namun belajar apasaja hal-hal yang dibutuhkan oleh dirinya kelak.
Seorang anak muslim harus belajar agamanya dengan baik agar mengetahui rambu-rambu dalam mengarungi hidup ini demi menghadapi kehidupan kekal setelah kematian.
betapa banyak kaum muslimin yang sudah tua yang sekarang menyesal kenapa dulu waktu mudanya tidak belajar agama. Setelah kemampuan diri menjadi lemah mereka menyesal kenapa baru sekarang belajar agama. Selain belajar agama sebagai anak muda kita juga diharuskan untuk belajar keterampilan, berinovasi diri agar kelak ia bisa menghadapi masalah ketika dewasa nanti.
Harus bersungguh-sungguh dalam berkurban.
Syariat Islam mengajarkan kaum muslimin untuk memilih hewan kurban yang sehat dan tidak cacat itulah bukti bersungguh-sungguh dalam berkurban kepada Allah.
Karena itu juga sebagai anak muda kita juga harus bersungguh-sungguh merelakan waktu kita untuk belajar. Jangan sampai menyesal di usia tua kita. Semoga Allah ta’ala menundukan hati kita agar bersemangat mengorbankan waktu kita untuk belajar demi mencapai ridho Allah ‘azza wa jalla.