Oleh: Fatkhurrohman, S.Pd.I, S.Pd
Cara pengajar mendidik anak didiknya di zaman sekarang sudah sangat bervariasi. Hal itu disebabkan karena perkembangan teknologi informasi yang semakin hari terus maju. Perkembangan pesat teknologi dan informatika mengakibatkan ikut berubah juga bidang yang lain termasuk di dalamnya dalam dunia pendidikan. Sistem Pendidikan konvensional masih menggunakan pen and papper dalam pembelajaran. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) masih di dalam kelas, siswa-siswi harus berseragam lengkap. Kapan bel masuk, waktu istirahat, pulang dsb. Kini akibat kemajuan teknologi dan terbukanya informasi yang ada berbagai alternatif yang dapat ditempuh pembelajaran di era kekinian.
Apalagi adanya virus corona (covid-19) mengubah segala kemapanan yang ada di berbagai lini dan aspek kehidupan. Dalam dunia pendidikan, sekolah tidak boleh mengadakan tatap muka dan tidak boleh adanya kerumunan siswa. Padahal di sisi lain siswa harus mendapatkan haknya untuk memperoleh pengajaran dan layanan pendidikan. Tentunya berbagai langkah dan strategi dilakukan oleh pemerintah dan pihak sekolah. Trend Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kini kita temuka di mana-mana. Pembelajaran dilakukan dengan tanpa mengenal tempat. Siswa bisa di mana saja. Misalnya di rumah, di mobil, atau di tempat lain yang jauh maka kelas maya-pun terbentuk di situ. Sang guru sebagai host bisa mengajar, memberikan tugas atau ulangan, memberi nilai layaknya di sekolah nyata.
Kelas maya (virtual class) adalah lingkungan belajar yang diadakan tanpa tatap muka secara langsung antara pengajar dengan siswa. Di mana pengajar menyediakan bahan ajar dalam konten digital yang bisa diakses, disimpan, dan dibagikan melalui internet yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Kelas maya menyediakan fasilitas untuk pengajar untuk mengunggah bahan ajar sehingga bisa diunduh langsung oleh siswa yang tergabung di dalam kelas tersebut. Perbedaan kelas maya dengan kelas biasa terletak pada keterbatasan komunikasi, karena tidak terjadi tatap muka secara langsung. Dalam virtual class, kemajuan proses belajar bisa dipantau oleh guru, siswa, bahkan orang tua siswa. Virtual class bisa digunakan untuk menunjang kelas langsung (tatap muka) dan digunakan untuk pembelajaran jarak jauh murid dengan guru.
Sebagai alternative pembelajaran tentunya kelas maya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Terdapat beberapa keuntungan dalam pembelajaran melalui kelas maya (virtual class), seperti:
- Lebih menariknya proses pembelajaran, karena interaktif dan fleksibel dibandingkan dengan media lainnya;
- Siswa tidak terikat tempat dan waktu, sehingga lebih santai;
- Guru sebagai fasilitator, yaitu penyedia sekaligus pendukung di dalam proses pembelajaran tersebut;
- Siswa lebih aktif mempelajari materi yang disampaikan oleh guru melalui website; dan
- Pembelajaran bisa dilaksanakan dimana saja dan kapan saja.
Dibalik kelebihannya yang banyak, terdapat juga beberapa kekurangan. Adapun kekurangan kelas maya diantaranya:
- Siswa dan guru harus mempunyai koneksi jaringan internet yang kuat karena kelas maya berbasis website. Tetapi terkadang siswa lebih asik bermain internet dibandingkan belajar materi yang disampaikan;
- Proses belajar individual (sendiri), sehingga bisa mengurangi pembelajaran sosial antar siswa;
- Apabila siswa tidak hati-hati dan terjadi kesalahan materi maka akan berdampak pada pengetahuan yang didapat siswa tersebut;
- Untuk anak jenjang SD penggunaan internet yang kurang proporsional bisa mengakibatkan penurunan kemampuan bersifat manual seperti menulis, menghitung, dan menggambar; dan
- Membutuhkan spesifikasi hardware, software, sekaligus jaringan internet yang memadai.
Peran Orang Tua Saat PJJ
Pandemi covid-19 ini telah mengubah pola pembelajaran yang semestinya tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh atau biasa disebut daring. Keterbatasan pengetahuan akan penggunaan teknologi menjadi salah satu kendala dalam sistem pembelajaran daring ini. Terutama orang tua pada situasi ini dituntut untuk membimbing anak-anaknya dalam pembelajaran berbasis internet. Peran serta orang tua siswa dalam sistem belajar di rumah ini tidak bisa dipungkiri. Jika dokter sebagai garda terdepan dalam menangani covid-19 maka orang tua –baik ayah maupun ibu– sebagai garda terdepan yang mengawal anak-anaknya tetap belajar di rumah masing-masing.
Demikian pula yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara “Setiap orang adalah guru, setiap rumah adalah sekolah”. Jadi dapat disimpulkan bahwa sekolah yang paling utama adalah rumah, peran guru yang paling berpengaruh adalah adalah orang tua. Oleh karena itu, dibutuhkan peran orang tua sebagai pengganti guru di rumah dalam membimbing anaknya pada proses pebelajaran jarak jauh.
Menurut Winingsih (2020) terdapat empat peran orang tua selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), yaitu:
- Sebagai guru di rumah, yang dimana orang tua dapat membimbing anaknya dalam belajar secara jarak jauh dari rumah;
- Sebagai fasilitator, yakni orang tua sebagai sarana dan pra-sarana bagi anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh;
- Sebagai motivator, yakni orang tua dapat memberikan semangat serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan pembelajaran sehingga anak memiliki semangat untuk belajar serta memperoleh prestasi yang baik; dan
- Sebagai pengaruh atau director.
Peran orang tua tugasnya makin bertambah, karena harus lebih banyak memperhatikan keseriusan dan memotivasi anak dalam belajar yang mana anaknya sepanjang hari berada di rumah. Seluruh orang tua di seluruh penjuru tanah air bahkan dunia sangat berharap kondisi buruk ini cepat berlalu. Wabah covid-19 yang sangat berdampak besar bagi keberlangsungan hidup di berbagai sisi kehidupan. Salah satunya pada sektor pendidikan. Menurut seorang penggiat pendidikan dari Amerika, Olmstead (2013): “pentingnya pendampingan orang tua dalam pembelajaran melalui daring yaitu untuk dapat meningkatkan semangat belajar anak ketika sedang melakukan pembelajaran melalui daring dan dapat meningkatkan keharmonisan antara anak dan orang tua”.
Adapun kondisi dan alasannya, pendidikan harus tetap hidup di tengah keprihatinan ini. Didukung dengan kebijakan baru bapak menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim. “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan yang baik dan layar yang disebut merdeka belajar”. Ada 4 hal yang menurut bapak menteri menjadi perioritas dalam pendidikan:
- Pembelajaran anak;
- Struktur kelembagaan;
- Menggerakkan revolusi mental masyarakat; dan
- Pengembangan teknologi.
Dengan demikian, peranan orang tua dalam proses pembelajaran di rumah adalah sebagai upaya memutus rantai penyebaran covid-19. Banyak orang tua menilai bahwa melalui pembelajaran di rumah dapat mempererat hubungan dengan anaknya. Begitupun anaknya dinilai dapat melakukan pembelajaran di rumah dengan sangat baik dan orang tua bisa langsung melihat perkembangan anak-anaknya. Dengan adanya kebijakan stay at home, disadari atau tidak telah mengembalikan peran dan tanggung jawab orang tua dalam melakukan pendidikan bagi anak-anaknya.
Sumber:
-
- Modul UT: Pembelajaran Jarak Jauh /PJJ
- https://www.yuksinau.id/kelas-maya/
- https://indahsuaranews.co/peran-orang-tua-dalam-proses-pembelajaran-anak-di-masa-pandemi